BPJS Kesehatan di Sulsel Tak Berjalan Optimal

22-02-2016 / KOMISI IX

 

Setalah dua tahun berjalan, program layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tidak berjalan optimal. Bahkan, terkesan kacau. Selain petugas BPJS yang kurang, lagi-lagi sosialisasinya juga sangat kurang.

 

Anggota Komisi IX DPR RI Andi Fauziah Pujiawtie Hatta mengemukakan hal tersebut usai mengikuti rangkaian kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke RS. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Jumat (19/2). Ia menuturkan, di Sulsel masyarakatnya terbiasa mendapat layanan kesehatan gratis. Sejak ada BPJS Kesehatan, masyarakatnya semakin dibuat repot dengan harus memiliki kartu peserta JKN dari BPJS Kesehatan.

 

“Di Sulsel kacau sekali. Masyarakat di Sulsel merasa ribet dengan pngurusan BPJS. Selama ini Sulsel sudah menjalankan layanan kesehatan gratis untuk masyarakatnya. Tidak perlu lagi membawa kartu dan mendaftar. Ketika masyarakat sudah punya KTP dan KK, maka mereka berhak mendapat layanan kesehatan. Sejak ada BPJS, mereka harus menunjukkan kartu. Kartunya saja tidak tahu didapat dari mana,” ungkap Anggota F-PG ini kepada Parlementaria.

 

Wajar, sambung Ichi-sapaan akrabnya- bila kemudian masyarakat bertanya, mengapa kali ini harus bayar bila berobat. “Dulu itu gratis. Sekarang malah susah. Direktur BPJS pernah melaporkan kepada presiden bahwa 100% kartu BPJS segmen PBI sudah tersalurkan. Tersalurkan ke mana, ke langit ketujuh?” ujarnya penuh tanda tanya.

 

Ditambahkan Ichi, soal penerima bantuan iuran (PBI), datanya selalu berubah-ubah. Perubahan status PBI tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya, si penerima kini sudah menjadi orang mampu. Ada juga yang sudah meninggal, salah alamat, atau salah jenis kelamin. Ini persoalan yang sering kali ditemukan di daerah. Inilah yang membuat petugas BPJS tidak berani membagikan, sehingga layanan kesehatan bagi PBI terganggu.

 

Melihat kenyataan ini, Ichi pun mempertanyakan keseriusan BPJS Kesehatan dalam memberi akses layanan kesehatan. “Masalah seperti ini terus berulang-ulang terjadi. Kok, enggak ada solusinya. Niat enggak, sih, direksi BPJS ini. Kini, Komisi IX sudah membentuk Panja BPJS Kesehatan. Kami sudah mulai jalan dan bertemu dengan Kemenkeu, BPS, DJSN, dan Kemensos. Mudah-mudahan bisa kami clear-kan semua persoalannya” tandasnya lebih lanjut. (mh)/foto:husein/parle/iw.

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...